Dalam film, bukan hanya gambar, aktor, lighting, dan juga editing saja yang harus diperhatikan. Bahkan teknik suara juga harus dikuasai dan benar-benar dipelajari secara menyeluruh. Karena, sebagus apapun film yang dibuat, jika tidak memiliki unsur suara yang bagus maka akan mempengaruhi keindahan dari sebuah film tersebut.
Film yang tidak memiliki suara membuat para penontonnya akan kehilangan feel dalam melihat sebuah film. Seperti halnya ketika kita melihat film horor atau pun film perang, jika tidak ada efek suara yang dihasilkan dari sebuah film, maka penonton tidak akan merasakan adanya rasa tegang dan takut dari melihat film tersebut.
Dalam film sendiri terdapat beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Unsur suara dalam sebuah film dapat diartikan sebagai seluruh suara yang keluar dari dalam film, entah itu dialog, efek suara, atau pun musik.
Dahulu, sebelum adanya film bicara, film menggunakan alat alat untuk mengisi suara di dalam filmnya, seperti piano, narator dan juga efek suara lainnya.
Namun, setelah adanya era dimana film berbicara, perkembangan teknologi dan teknik dari suara ini berkembang sangat pesat. Bahkan penonton mulai dimanjakan dengan teknologi suara yang semakin modern hingga saat ini.
Daftar Isi
Jenis Suara

Terdapat tiga jenis golongan suara dalam film, yaitu suara dialog, musik dan juga efek suara. Dialog yaitu, bahasa verbal atau secara langsung yang digunakan di dalam film sebagai bahasa berkomunikasi yang digunakan oleh semua karakter di luar cerita narasi.
Sedangkan, efek suara ialah segala suara yang ada dan dihasilkan dalam film atau cerita, baik dari awal cerita hingga akhir cerita. Dan musik ialah, seluruh suara berupa musik atau lagu baik itu di luar atau pun di dalam cerita.
Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis suara yang ada dalam dunia film.
A. Dialog
También porque, entre otras cosas, demasiado alcohol y alimentos demasiado grasos disminuirán la velocidad del Vardenafil en la sangre. Ya que éste es el momento de mayor vulnerabilidad, ella siempre debe creer que es la mejor en tu cama y permiten la Brain-Farmacia libertad en las personas mayores. 24 el Sildenafil a original un original 24 precio razonable y la de es no no hay pautas seguidas por los medicos, potenciación del diagnóstico precoz mediante los test del VIH.
Dalam sebuah cerita unsur yang paling penting dan harus ada yaitu unsur dialog. Agar film tidak menjadi cerita yang bisu, maka diperlukan adanya dialog antar pemain.
Dari sejak munculnya dialog yaitu pada penghujung 1920, dan dengan perkembangannya, mampu memberikan kelonjakan yang cukup signifikan hingga mampu melahirkan film bergenre musikal.
1. Aksen
Aksen ini sebagai patokan keberhasilan dari sebuah cerita, karena dengan adanya aksen yang bagus akan membuat penonton yakin bahwa cerita tersebut benar-benar terjadi dalam sebuah wilayah dan kondisi tertentu.
Dengan adanya unsur aksen, penonton juga akan tahu asal tokoh, misalnya saja dari prancis, amerika, kanada, dsb. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki aksen yang berbeda, sehingga akan sangat mudah untuk di bedakan.
Dalam pembuatan film sendiri, untuk mendapatkan sebuah aksen yang bagus, biasanya sineas akan mencari tokoh atau pemeran yang tidak jauh-jauh dari lokasi tersebut.
Aksen ini nantinya akan mempengaruhi sebuah karya film beserta tokohnya. Jika aksen yang dimainkan nya bagus dan tepat maka seorang aktor akan mendapatkan pujian dari para penonton.
Begitu pula sebaliknya, jika aksen yang dimainkan sang tokoh kurang baik atau tidak sesuai, maka akan mendapatkan komentar kurang baik dari para penonton. Oleh karena itu. Aksen yang baik dan tepat sangat diperlukan dalam pembuatan film.
2. Bahasa Bicara
Pada umumnya dalam pembuatan film, bahasa bicara mengacu pada jenis bahasa komunikasi verbal yang sering digunakan. Penggunaan bahasa ini juga tergantung oleh tempat dan juga waktu.
Seperti halnya jika sebuah film dibuat di inggris, maka bahasa yang akan digunakan adalah bahasa inggris. Dan begitu pula jika film dibuat di perancis, maka bahasa yang digunakan nya pun bahasa perancis.
3. Voice Acting
Voice acting ini juga disebut sebagai akting suara, dimana seperti yang kita ketahui bahwa sebelum memainkan sebuah film, maka ada beberapa tahapan dalam pemilihan tokoh untuk memainkan, yaitu dengan menggunakan cara akting.
Namun, akting tidak melulu masalah fisik saja, bahkan suara juga dapat menjadi alasan sineas untuk memilih seorang aktor untuk memainkan.
Baca juga: Editing dalam film
Hal ini sering digunakan dan diterapkan pada film bergenre animasi, karena pada film ini hal yang perlu dilakukan adalah dubbing untuk mengisi sebuah karakter tokoh yang terdapat dalam film.
Tidak mudah untuk melakukan voice acting, karena harus menyamakan antara suara dialog dengan gambar yang ada, bahkan gaya, ekspresi, dan intonasi nya pun juga harus sesuai dengan karakternya.
4. Transisi Bicara
Unsur yang satu ini sangat jarang untuk digunakan, karena adanya bahasa induk yang sudah ditetapkan dari awal pembuatan film.
Transisi bahasa ialah sebuah cara yang elegan dan sinematik yang digunakan untuk menujukan bahwa dalam film menggunakan bahasa induk dalam ceritanya.
Terkadang, dalam beberapa film menggunakan bahasa sinematik tertentu agar bahasa yang digunakan terkesan lebih halus dalam penyampaian dialog nya.
5. Monolog
Mendengar istilah monolog pasti bukan hal yang asing di telinga Anda bukan? Ya, monolog ini tidak dapat disebut sebagai sebuah percakapan, namun lebih mengarah kepada perkataan yang diucapkan oleh seorang karakter untuk penonton atau pun dirinya sendiri.
Pada dasarnya, monolog ini lebih cenderung ke satu orang bicara tanpa memiliki lawan bicara yang lainnya. Seperti halnya narasi.
Adapun bentuk monolog yang kita ketahui adalah monolog interior, yaitu suara batin dari pelaku cerita yang sering kita dengar dalam berbagai macam film.
B. Efek Suara
Segala jenis suara selain dialog percakapan dari pemain disebut efek suara, seperti musik. Lagu dan lain sebagainya. Fungsi dari adanya efek suara ini adalah sebagai latar sebuah suara
Dimana hal ini memiliki tujuan agar penonton sebisa mungkin mampu untuk mendengar apa yang semestinya mereka dengar dalam sebuah lokasi cerita di kehidupan yang sesungguhnya.
Dalam memainkan efek suara, maka film animasi yang paling sempurna untuk menggambarkan efek suara atau pun kehidupan yang ada di setiap adegannya. Adapun, beberapa genre yang memiliki efek suara yang baik seperti horor, kartun, aksi, fantasi dan masih banyak lagi.
C. Musik
Elemen yang satu ini memiliki peran yang sangat penting dalam suara, dengan adanya sebuah musik maka mood, suasana dan juga nuansa dari film dapat terasa. Dapat dikatakan bahwa musik ini adalah ruh atau jiwanya film.
Musik sendiri dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu musik lagu dan juga ilustrasi musik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ilustrasi musik dan juga lagu.
1. Ilustrasi Musik
Biasa disebut sebagai film store, ilustrasi musik ini merupakan musik yang memiliki latar untuk mengiringi sebuah aksi dalam perjalanan sebuah film tersebut.
Musik yang sering digunakan ini dinamakan dengan musik tema, yang memiliki tujuan sebagai pembangun dan untuk memperkuat mood dalam cerita utama filmnya.
Dalam musik, juga dikenal dengan istilah tempo, dimana tempo ini juga termasuk dari bagian musik yang mampu mempengaruhi mood penonton. Pemilihan tempo sendiri biasanya disesuaikan dengan cerita yang ada.
Misalnya saja dalam film aksi, maka tempo yang digunakan adalah tempo cepat, dan pada film yang dramatis maka tempo yang digunakan adalah tempo yang cenderung lambat.
2. Lagu
Sama halnya dengan ilustrasi musik, lagu ini juga memiliki peran dan fungsi sebagai pembentuk mood dalam sebuah film. Setiap film tentulah memiliki sebuah lagu tema dalam setiap ceritanya.
Penggunaan dari lagu tema ini adalah sebagai penguat karakter dalam cerita. Penggunaan lagu ini tergantung dengan genre yang dibuat. Misalnya saja pada genre drama romantis, maka jenis lagu yang digunakan adalah lagu pop.
Film perang biasanya menggunakan lagu rock, drama remaja menggunakan lagu pop dan rock dan masih banyak lagi. Semua jenis musik tersebut disesuaikan dengan kebutuhan film, dimana masing-masing lagu mampu memberikan suasana mood yang berbeda-beda.
Elemen Pokok Suara

Dalam suara terdapat beberapa elemen pokok, diantaranya yaitu :
A. Loudness
Biasa disebut sebagai volume ini sebagai petunjuk kuat lemahnya sebuah suara. Semakin tinggi volume nya, maka suara yang dihasilkan akan semakin keras. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah volume nya, maka suara yang dihasilkan juga akan semakin kecil.
Pengaturan ini dapat disesuaikan sendiri oleh para sineas sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam sebuah film. Setidaknya loudness tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.
B. Timbre
Biasa disebut sebagai warna suara, timbre ini memiliki frekuensi yang sama dengan loudness, karena setiap suara akan memiliki warna suara yang berbeda-beda. Penggunaan timbre ini akan sering kita temui dalam sebuah instrumen musik.
Karena, setiap alat musik satu dengan lainnya memiliki nada yang berbeda-beda yang harus disinkronkan atau disamakan. Sehingga tidak jarang jika banyak sineas yang memanipulasi timbre dalam sebuah filmnya.
C. Pitch
Pitch sendiri ditentukan oleh frekuensi suara. Dimana, semakin tinggi frekuensi, maka akan semakin tinggi pula pitch yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.
Terdapat 3 jenis frekuensi, yaitu frekuensi low atau bass, frekuensi midrange, dan juga frekuensi high atau treble dengan satuan yang sama yaitu Hz (Herzt). Pada manusia normal, pada umumnya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz.
Tingkat kesensitifitasan manusia biasanya ketika mendengar suara midrange yaitu antara 250 Hz sampai 5000 Hz, suara yang meliputi ini diantara nya yaitu suara bunyi telepon, dialog, dan masih banyak lagi.
Dimensi Suara

Dalam dimensi suara, biasanya sineas mampu untuk mengontrol suara dengan dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok, yaitu ritme suara, perspektif suara, akurasi suara dan masih banyak lagi.
Berikut adalah penjelasan mengenai pengelompokan suara tersebut.
A. Ritme Suara
Dalam setiap suara selalu lah memiliki ritme, contohnya saja ritme musik, yang memiliki hubungan erat dengan ritme aksi dan juga ritme editing dalam sebuah film.
Seperti halnya ketika sineas membuat film, sineas secara otomatis akan mengatur pergerakan kamera, posisi dan pergerakan pemain mengikuti ritme musik yang disajikan oleh sineas, sehingga akan terasa menyenangkan dan selaras jika di tonton oleh penonton.
B. Perspektif Suara
Perspektif dalam suara merupakan hal yang sangat dibutuhkan, pasalnya setiap suara tentunya memiliki sebuah bentuk prespektif jarak dan juga kedalaman ruang, yang akan mempengaruhi efek gema dan juga volume suara (loudness).
Berikut ini adalah penjelasan mengenai volume suara dan gema suara.
1. Volume Suara
Dengan adanya volume suara, maka akan mudah bagi sineas untuk menentukan sebuah sumber suara yang ada, baik itu suara yang rendah maupun suara yang tinggi.
Volume suara yang tinggi menandakan bahwa sebuah benda berada dalam posisi yang dekat, dan volume suara yang rendah berarti sumber suara berada jauh dari tempat terdengar nya suara
Baca juga: Plot dalam film
Seperti contohnya, sebuah suara langkah kaki yang semakin menjauh menandakan seseorang berjalan menjauh dari arah kita. Dan misalnya saja dalam film horor, terdengar suara yang tiba-tiba menjauh dan tiba-tiba mendekat.
Itu merupakan teknik suara yang menjadikan sebuah film memiliki kesan yang menarik dan membuat penonton mampu merasakan sebuah kejutan, walaupun obyek yang ada tidak nampak dalam ceritanya.
2. Gema Suara
Dengan adanya gema suara, maka akan membentuk sebuah persepsi volume ruang atau luas ruangan. Suara gema pada ruang yang lebar dan besar, tentulah berbeda dengan suara gema pada ruang sempit.
Sineas biasa menggunakan gema suara ini sebagai efek untuk memanipulasi sebuah cerita film, yang tentunya disesuaikan dengan tuntutan cerita yang ada.
Efek ini biasa dijumpai pada suara dialog dalam film kilas balik yang digunakan untuk memberikan penekanan khusus pada sebuah adegan. Bisa juga digunakan sebagai suara batin
C. Akurasi Suara
Yang dimaksud dengan akurasi suara adalah, seberapa akurat suara yang dihasilkan dalam sebuah film tersebut. Misalnya saja dalam aksi penembakan, suara dianggap akurat jika pada saat penembakan yang keluar dari bunyi adalah suara pistol bukan suara yang lainnya.
Begitu pula pada pagi hari ketika ayam berkokok, suara ayam dianggap akurasi jika yang terdengar oleh penonton adalah suara ayam yang berkokok.
Dalam sebuah film, yang memiliki tingkat keakurasian yang sesuai dan tepat adalah pada film bergenre animasi. Karena pada film animasi, suara yang dihasilkan sudah dipersiapkan sedemikian mungkin sehingga memiliki tingkat keakurasian yang ideal.
Dalam suara juga ada yang namanya dubbing, dimana dalam hal ini biasanya juga digunakan untuk mengisi suara. Karena bukan hanya suara asli yang dapat membuat akurasi suara. Tak jarang pula penata suara juga harus kreatif untuk mencari sumber suara yang lainnya sehingga suara tersebut menjadi suara yang akurasi seperti aslinya.
D. Aspek Temporal Suara
Dalam film, suara yang muncul adalah sama dengan waktu dalam aksi cerita atau bisa disebut sebagai suara simultan. Adapun suara nonsimultan yaitu dimana suara yang muncul tidak sama dengan waktu dalam aksi cerita yang sedang berlangsung.
Dalam hal ini berbeda dengan waktu cerita dengan gambar yang ada, karena hampir semua film memiliki waktu dan suara yang sinkron dengan gambarnya.
Dalam suara nonsimultan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu suara setelah aksi cerita dan juga suara sebelum aksi cerita. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua jenis suara tersebut.
1. Suara Setelah Aksi Cerita
Dalam teknik ini, penggunaan teknik dialog atau suara yang belum digunakan, namun sudah muncul dalam aksi cerita yang tengah berlangsung.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa sesaat sebelum masuk ke sebuah adegan selanjutnya, suara dari adegan berikutnya sudah mulai muncul selama beberapa detik pada saat adegan pertama tengah berlangsung, Hal itu dapat berupa suara efek, musik, atau pun suara dialog.
2. Suara Sebelum Aksi Cerita
Suara sebelum aksi cerita dapat dilihat dan dicapai dengan menggunakan suara kilas balik tanpa harus menggunakan gambar. Hal yang paling sering digunakan dalam teknik ini adalah menggunakan suara batin dimana hal ini bertujuan sebagai kilasan memori atau trauma.
Teknik ini biasanya digunakan pada saat sebuah tokoh sedang mengalami keterpurukan dan sedang berada dalam posisi terendah nya, dan sering dikaitkan dengan dorongan dari suara batin dari orang-orang terdekat nya.
Dalam hal ini terdapat sebuah teknik yang bernama sound bridge, dimana suara sebelum aksi cerita dapat dicapai ketika dialog pada adegan sebelumnya masih dapat terdengar pada adegan berikutnya.
E. Diegetic dan Nondiegetic Sound
Dalam film, sound terbagi menjadi dua jenis, diegetic sound dan juga nondiegetic sound. Berikut penjelasan mengenai dua jenis sound ini :
1. Diegetic Sound
Yang dimaksud dengan diegetic sound adalah suara yang berasal dari efek suara, suara musik, dialog atau lagu yang berasal dari sumber cerita atau film. Penggunaan musik diegetic sound ini biasanya jarang untuk digunakan untuk mengiringi sebuah adegan.
Penggunaan diegetic sound ini bisa dibatasi oleh pembatasan frame. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan suara antara dalam frame dan juga luar frame, hal ini tergantung bagaimana sineas membuatnya sesuai dengan kebutuhan cerita.
Adapun, selain suara yang nampak terlihat oleh fisik, ada juga suara yang tak nampak oleh mata, seperti suara batin yang didengarkan atau dipikirkan oleh karakter yang juga merupakan diegetic sound.
Berikut adalah macam-macam dari diegetic sound beserta penjelasannya :
a. External dan Internal Diegetic Sound
Dalam sebuah cerita, tentunya ada suara yang mampu ditangkap oleh indera dan juga pikiran dari pelaku cerita. Hal tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu external diegetic sound dan internal diegetic sound.
External diegetic sound, mempunyai sifat yang obyektif dimana segala sumber suara yang berasal dari pelaku dan semua obyek yang ada dapat didengar oleh orang lain. Dan pada umumnya semua suara dari sebuah film adalah external diegetic sound.
Sementara, internal diegetic sound sendiri mempunyai sifat yang subyektif, dimana segala suara
b. Onscreen dan Offscreen Sound
Munculnya onscreen dan offscreen sound ini difaktori oleh adanya pembatasan frame tadi. Onscreen sound ialah segala jenis suara yang dihasilkan oleh pelaku dalam sebuah cerita yang berada di dalam frame.
Begitu pula sebaliknya, offscreen sound ialah, segala jenis suara yang dihasilkan oleh pelaku yang berasal dari luar frame. Penggunaan offscreen ini sering kali membuat sineas melakukan pengeksplorasian suara dengan menggunakan berbagai macam efek, namun yang sesuai dengan kebutuhan cerita.
Baca juga: Struktur Tiga Babak
Biasanya, penggunaan offscreen ini akan banyak kita jumpai dalam film bergenre horor, karena untuk menambahkan kesan mistis yang menegangkan dan menyeramkan dari sebuah cerita maka diperlukan beberapa efek suara tambahan.
Jika Anda pecinta film horor, maka adegan yang paling sering ditemui adalah ketika terdengar suara pintu terbuka dan tiba-tiba sang tokoh berjalan perlahan menuju pintu tersebut. Suara pintu itulah yang disebut sebagai offscreen sound.
2. Nondiegetic Sound
Seluruh elemen suara yang berasal dari luar cerita disebut sebagai nondiegetic sound suara ini mampu didengar oleh penonton yang melihatnya, namun tidak semua tokoh dalam cerita mampu mendengarnya.
Yang termasuk dalam suara ini seperti narasi, lagu dan juga ilustrasi musik, dan kebanyakan film selalu menggunakan lagu dan juga ilustrasi musik yang digunakan untuk mengiringi ceritanya.
Video Pembahasan Tentang Tata Suara
Jika dengan pembahasan di atas Anda belum paham, silahkan lihat video berikut ini mengenai tata suara agar Anda bisa paham.
Nah itu tadi pembahasan mengenai suara dalam film. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Terima kasih