Connect with us

Metode Pembelajaran

Lawmaker spends a day working as baggage handler, barista

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti.

Published

on

Photo: Shutterstock

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur.

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

“Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat”

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran Aktif Mengubah Cara Siswa Belajar

Published

on

By

Dalam era pendidikan modern, metode pembelajaran aktif telah menjadi sorotan utama dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode ini menekankan keterlibatan langsung siswa dalam proses belajar, menjadikannya sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga berperan aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Artikel ini akan membahas konsep, karakteristik, manfaat, dan implementasi metode pembelajaran aktif dalam konteks pendidikan saat ini.

Konsep Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah strategi belajar-mengajar yang menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Warsono dan Hariyanto, pembelajaran aktif mengondisikan siswa untuk selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan berpikir kritis tentang apa yang dapat mereka lakukan. Dalam metode ini, siswa didorong untuk berinteraksi dengan materi pelajaran, berdiskusi dengan teman sebaya, dan menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.

Karakteristik Metode Pembelajaran Aktif

Metode pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari metode tradisional:

  1. Keterlibatan Siswa: Siswa terlibat secara langsung dalam proses belajar, baik melalui diskusi, kerja kelompok, maupun kegiatan praktis.
  2. Pembelajaran Kolaboratif: Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek, yang mendorong interaksi sosial dan pengembangan keterampilan komunikasi.
  3. Refleksi dan Umpan Balik: Siswa didorong untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka dan menerima umpan balik dari guru dan teman sebaya, yang membantu mereka memahami konsep dengan lebih baik.
  4. Pengalaman Praktis: Metode ini sering melibatkan kegiatan praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat melihat aplikasi nyata dari apa yang mereka pelajari.

Manfaat Metode Pembelajaran Aktif

Penerapan metode pembelajaran aktif memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan Pemahaman: Dengan terlibat langsung dalam proses belajar, siswa cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap materi pelajaran. Mereka dapat mengaitkan konsep yang dipelajari dengan pengalaman nyata, sehingga lebih mudah diingat.
  • Mendorong Kemandirian: Metode ini membantu siswa untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar. Mereka belajar untuk mencari informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan secara mandiri.
  • Mengembangkan Keterampilan Sosial: Melalui kerja kelompok dan diskusi, siswa belajar untuk berkolaborasi, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.
  • Meningkatkan Motivasi: Pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Ketika siswa merasa terlibat dan berkontribusi, mereka lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kelas.

Implementasi Metode Pembelajaran Aktif

Untuk menerapkan metode pembelajaran aktif, guru perlu merancang kegiatan yang mendorong keterlibatan siswa. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan:

  1. Diskusi Kelas: Mengadakan diskusi kelompok kecil di mana siswa dapat berbagi ide dan pendapat mereka tentang topik tertentu. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga membangun keterampilan berbicara di depan umum.
  2. Pembelajaran Berbasis Proyek: Memberikan tugas proyek yang memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kelompok dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Proyek ini dapat berkaitan dengan isu-isu sosial, lingkungan, atau topik akademis lainnya.
  3. Simulasi dan Role Play: Menggunakan simulasi atau permainan peran untuk membantu siswa memahami konsep yang kompleks dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
  4. Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi, seperti platform pembelajaran online, untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Siswa dapat berkolaborasi secara virtual dan mengakses sumber daya tambahan.
  5. Refleksi dan Umpan Balik: Mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka dan memberikan umpan balik kepada teman sebaya. Ini dapat dilakukan melalui jurnal reflektif atau diskusi kelas.

Continue Reading

Metode Pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Proyek Digital Untuk Generasi Digital Native

Published

on

By

Di era modern ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, khususnya bagi generasi digital native — anak-anak dan remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya dikelilingi oleh teknologi digital seperti komputer, internet, dan perangkat pintar. Generasi ini tidak hanya mahir menggunakan teknologi, tetapi juga terbiasa mengakses informasi dalam waktu singkat dan membutuhkan pendekatan pembelajaran yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Untuk itu, pembelajaran berbasis proyek digital atau Project-Based Learning (PBL) berbasis digital menjadi solusi inovatif yang efektif dalam mengoptimalkan potensi belajar generasi ini.

Apa Itu Pembelajaran Berbasis Proyek Digital?

Pembelajaran berbasis proyek digital adalah metode pembelajaran yang melibatkan penggunaan perangkat digital, aplikasi, dan sumber daya online untuk merancang dan menyelesaikan proyek yang relevan dengan topik atau materi pelajaran tertentu. Dalam model ini, siswa terlibat langsung dalam proses penciptaan produk digital, mulai dari riset, perencanaan, pengembangan, hingga presentasi hasil. Produk akhir proyek digital ini bisa berupa presentasi multimedia, situs web, video, podcast, aplikasi sederhana, atau platform digital lainnya yang menarik dan interaktif.

Mengapa Pembelajaran Berbasis Proyek Digital Efektif untuk Generasi Digital Native?

Pembelajaran berbasis proyek digital sangat cocok untuk generasi digital native karena metode ini selaras dengan cara mereka memahami dan berinteraksi dengan dunia. Berikut beberapa alasan mengapa pembelajaran berbasis proyek digital efektif untuk generasi ini:

  1. Keterlibatan yang Tinggi: Generasi digital native lebih termotivasi ketika bekerja dengan teknologi yang mereka pahami dan sukai. Dengan melibatkan perangkat digital dalam proyek, siswa menjadi lebih tertarik dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
  2. Kontekstual dan Relevan: Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi materi yang relevan dengan dunia nyata. Dalam proses ini, mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
  3. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21: Selain keterampilan akademik, PBL berbasis digital juga membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Penggunaan teknologi dalam proyek memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan teknologi yang akan sangat berguna dalam dunia kerja di masa depan.
  4. Belajar Secara Mandiri dan Kolaboratif: PBL berbasis digital memberikan siswa otonomi lebih dalam mengelola proyek mereka sendiri, sehingga mereka belajar bertanggung jawab atas proses belajar mereka. Selain itu, banyak proyek yang memungkinkan kolaborasi digital, seperti bekerja dalam tim atau berdiskusi melalui platform daring, yang mengajarkan keterampilan kerja sama dan komunikasi digital.

Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek Digital

Agar pembelajaran berbasis proyek digital dapat berjalan efektif, berikut adalah beberapa langkah penting yang bisa diikuti:

  1. Pemilihan Topik Proyek yang Relevan: Guru dan siswa bersama-sama memilih topik yang sesuai dengan kurikulum dan menarik bagi siswa. Topik ini sebaiknya berhubungan langsung dengan isu-isu terkini atau kebutuhan nyata di lingkungan siswa.
  2. Perencanaan dan Penyusunan Proyek: Setelah topik dipilih, siswa dan guru menyusun rencana proyek yang meliputi tujuan, metode, sumber daya digital yang diperlukan, serta jadwal pelaksanaan. Pada tahap ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menyusun langkah-langkah yang jelas dan realistis.
  3. Riset dan Pengumpulan Informasi: Siswa mulai melakukan riset menggunakan berbagai sumber digital, seperti artikel online, jurnal, video, atau sumber daya multimedia lainnya. Proses ini membantu siswa memahami lebih dalam tentang topik proyek dan merangsang keterampilan riset yang penting.
  4. Pengembangan dan Produksi Proyek Digital: Siswa mulai mengembangkan proyek digital sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam tahap ini, mereka mungkin menggunakan berbagai aplikasi atau platform seperti software desain, perangkat lunak pengeditan video, atau platform pembuat situs web, tergantung pada jenis proyek yang dibuat.
  5. Evaluasi dan Revisi Proyek: Sebelum proyek dipresentasikan, siswa melakukan evaluasi mandiri atau mendapatkan umpan balik dari teman dan guru. Ini memungkinkan mereka memperbaiki dan meningkatkan kualitas proyek digital sebelum ditampilkan secara publik.
  6. Presentasi dan Refleksi: Proyek yang telah selesai dipresentasikan di hadapan teman-teman atau audiens lain, baik secara langsung maupun melalui platform digital. Siswa juga diajak untuk refleksi terhadap pengalaman mereka selama proses proyek, apa yang mereka pelajari, dan bagaimana proses ini membantu mereka mengembangkan keterampilan baru.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Digital

  1. Proyek Video Dokumenter: Siswa diminta untuk membuat video dokumenter tentang topik sejarah atau isu sosial tertentu. Mereka melakukan riset, menulis naskah, mengambil video, mengedit, dan kemudian membagikan hasil karya mereka secara daring. Proyek ini mengembangkan keterampilan riset, menulis, teknologi, dan presentasi.
  2. Pembuatan Blog atau Website: Dalam proyek ini, siswa membuat blog atau situs web tentang topik minat mereka, seperti kesehatan lingkungan atau kampanye anti-bullying. Proyek ini melibatkan keterampilan menulis, desain, pengelolaan konten digital, serta pemahaman tentang teknologi website.
  3. Proyek STEM Digital: Siswa dapat membuat simulasi eksperimen sains menggunakan aplikasi simulasi atau software coding untuk memecahkan masalah teknis atau ilmiah. Proyek ini mengintegrasikan keterampilan sains, matematika, teknologi, dan keterampilan pemecahan masalah.
  4. Kampanye Media Sosial: Siswa membuat kampanye media sosial terkait isu-isu sosial atau lingkungan dengan konten visual dan narasi yang menarik. Proyek ini melibatkan kreativitas, komunikasi digital, keterampilan desain, serta kemampuan berpikir kritis dalam menyampaikan pesan.

Tantangan dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Digital dan Cara Mengatasinya

Meskipun PBL berbasis digital memiliki banyak manfaat, penerapannya juga memiliki tantangan tertentu:

  1. Keterbatasan Akses Teknologi: Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat digital atau internet yang memadai. Untuk mengatasi ini, sekolah dapat menyediakan fasilitas komputer, tablet, atau ruang akses internet yang dapat digunakan siswa selama proyek berlangsung.
  2. Pengelolaan Waktu dan Proyek: Pembelajaran berbasis proyek memerlukan waktu yang lebih panjang dan keterampilan manajemen proyek dari siswa. Guru dapat membantu siswa membuat jadwal dan memastikan mereka mengikuti tahapan proyek dengan benar.
  3. Kebutuhan Pelatihan Guru: Guru juga perlu menguasai teknologi untuk membimbing siswa dalam proyek digital. Pelatihan teknologi dan penggunaan platform digital bagi guru sangat penting agar mereka dapat mengoptimalkan proses pembelajaran berbasis proyek.
  4. Evaluasi dan Penilaian Proyek: Evaluasi PBL berbasis digital bisa lebih kompleks daripada pembelajaran tradisional. Guru perlu merancang rubrik penilaian yang sesuai dengan tujuan proyek dan mengukur keterampilan siswa secara holistik, mulai dari riset hingga hasil akhir proyek.

Meningkatkan Pembelajaran di Era Digital

Pembelajaran berbasis proyek digital adalah metode pembelajaran yang inovatif dan relevan untuk generasi digital native. Dengan melibatkan teknologi, siswa tidak hanya mempelajari materi akademik tetapi juga mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di era digital, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi teknologi. PBL berbasis digital menghadirkan tantangan baru dalam dunia pendidikan, tetapi dengan perencanaan yang tepat dan dukungan yang memadai, metode ini dapat menjadi salah satu cara efektif dalam meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan di era teknologi yang terus berkembang.

Continue Reading

Metode Pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Manfaatnya Untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa

Published

on

By

Metode pembelajaran tradisional yang hanya berfokus pada ceramah dan hafalan saat ini dirasa kurang memadai untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia modern yang penuh tantangan. Permasalahan yang muncul di abad ke-21 tidak lagi hanya membutuhkan kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga keterampilan kompleks yang mencakup tanggung jawab pribadi dan sosial, pemikiran kritis, kreativitas, keterampilan komunikasi, serta pemahaman lintas budaya dan teknologi. Di tengah tuntutan ini, muncul metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan mendorong mereka untuk menghasilkan karya nyata di akhir proses belajar. Metode tersebut adalah Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based Learning (PjBL).

Apa Itu Pembelajaran Berbasis Proyek?

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan proses belajar siswa melalui pengerjaan proyek yang nyata, di mana siswa berperan aktif dalam merancang, mengembangkan, dan menyelesaikan proyek yang diberikan oleh guru. Proyek ini memiliki hasil akhir berupa produk atau solusi nyata yang melibatkan proses berpikir kritis dan kreatif dari siswa. Metode ini memungkinkan siswa untuk menentukan dan mengelola aktivitas belajar mereka sendiri, serta mencari solusi secara mandiri atau bekerja sama dengan teman sekelas. PjBL menjadikan siswa lebih bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka dan membiasakan mereka untuk menyelesaikan masalah kompleks di dunia nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Era Teknologi

Metode PjBL sangat relevan dengan kemajuan teknologi saat ini. Dengan menggunakan teknologi dan masalah dunia nyata dalam proyek yang diberikan, siswa diajak untuk menjadi pembelajar mandiri dan pemikir kritis. PjBL juga mengajarkan mereka cara berkolaborasi, baik dengan teman sekelas, guru, maupun pihak eksternal seperti komunitas atau ahli di luar sekolah. Pendekatan ini tidak hanya melatih kemampuan akademis siswa, tetapi juga membantu mereka mengatasi hambatan-hambatan mental seperti rasa takut memulai hal baru atau batasan-batasan sosial di dalam kelas.

Manfaat Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas

Penerapan PjBL di kelas menawarkan berbagai manfaat, antara lain:

1. Memfasilitasi Penilaian Autentik oleh Guru
Guru memiliki banyak kesempatan untuk melakukan penilaian otentik terhadap siswa berdasarkan perkembangan proyek yang mereka kerjakan, memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kemampuan siswa.

2. Mendorong Kemandirian Siswa
Siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka bekerja secara mandiri dan memecahkan masalah tanpa terlalu bergantung pada bantuan guru.

3. Mengembangkan Keterampilan Penelitian dan Riset
Dalam mengerjakan proyek, siswa sering kali perlu melakukan riset untuk mengumpulkan informasi yang relevan. Ini membantu siswa mengasah keterampilan riset dan analisis mereka.

4. Melatih Kemampuan Kolaborasi
PjBL mendorong siswa untuk bekerja sama dalam tim, berbagi ide, dan bekerja menuju tujuan bersama. Ini adalah keterampilan sosial yang sangat penting di dunia kerja modern.

5. Membantu Guru Memahami Siswa Lebih Baik
Dengan memfasilitasi proses belajar yang berpusat pada siswa, guru dapat lebih memahami karakter, minat, dan kekuatan siswa mereka.

6. Menciptakan Komunikasi Bermakna antara Guru dan Siswa
Guru dapat berkomunikasi secara lebih dalam dengan siswa, membantu mereka dalam setiap langkah, dan memberikan arahan yang bermakna selama proyek berlangsung.

Secara keseluruhan, metode PjBL memberikan hasil penilaian yang lebih otentik, menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan berpikir kritis, serta melatih siswa untuk bersikap proaktif dalam menyelesaikan masalah.

Langkah-Langkah untuk Menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek

PjBL memerlukan beberapa langkah utama agar dapat diterapkan dengan efektif, di antaranya:

1. Mengidentifikasi Permasalahan
Metode PjBL dimulai dengan mengidentifikasi masalah atau tantangan yang akan dipecahkan oleh siswa. Guru dapat memulai dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:

  • Apa masalah yang perlu diselesaikan?
  • Mengapa masalah ini terjadi, dan apa dampaknya?

Dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini, siswa akan diajak untuk memahami konteks masalah secara lebih mendalam dan berpikir kritis tentang dampak dari solusi yang mereka usulkan.

2. Membangun Ide Solusi
Setelah memahami masalah, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mengembangkan berbagai ide solusi. Fokus utamanya adalah menghasilkan banyak ide tanpa harus menilai mana yang paling bagus. Guru dapat memfasilitasi sesi brainstorming yang produktif dengan mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi dan menahan diri dari penilaian awal terhadap ide-ide yang muncul.

3. Menciptakan Prototipe Solusi
Dalam tahap ini, siswa membuat prototipe atau model awal dari solusi yang mereka usulkan. Prototipe dapat berupa maket, cerita, permainan peran, atau objek yang dirancang dari bahan sederhana seperti stik es krim atau karet gelang. Proses ini membantu siswa menguji dan menyempurnakan ide mereka.

4. Melakukan Pengujian
Tahap terakhir adalah menguji solusi yang telah dibuat. Siswa mempresentasikan hasil proyek mereka dan memperoleh umpan balik dari guru atau teman sekelas. Pengujian ini juga memungkinkan siswa untuk merefleksikan apakah solusi yang dihasilkan sudah sesuai dengan tujuan dan mempertimbangkan penyesuaian yang diperlukan.

Contoh-Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas

Berikut adalah beberapa contoh penerapan PjBL di kelas yang dapat menginspirasi proses pembelajaran siswa:

1. Proyek Video
Siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat video yang mengulas sebuah topik. Proyek ini melibatkan pembagian tugas mulai dari riset, penulisan alur cerita, hingga perekaman video.

2. Proyek Penelitian
Siswa melakukan penelitian tentang topik yang sedang hangat dan relevan dengan mata pelajaran. Mereka kemudian mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas.

3. Proyek Kesenian
Siswa bekerja sama untuk menghasilkan karya seni, seperti menghias dinding sekolah. Mereka harus merancang konsep, merencanakan kebutuhan material, dan mengerjakan sesuai dengan rencana.

4. Proyek Teknologi
Siswa diberi tugas membuat podcast atau siniar. Mereka harus meriset topik, menulis naskah, merekam, dan mempublikasikan hasil karya mereka.

5. Proyek Field Trip
Siswa diajak berkunjung ke museum atau pameran terkait pelajaran. Ini memberi siswa pengalaman belajar langsung dan mendekatkan teori dengan praktik.

6. Proyek STEM (Science, Technology, Engineering, and Math)
Siswa ditantang membuat model jembatan yang kokoh. Mereka perlu mempelajari struktur jembatan, memilih material, dan menguji kekuatan model mereka.

Di era modern ini, pendidikan harus berkembang mengikuti kebutuhan keterampilan abad ke-21, yang mencakup kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta kolaboratif. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) memberikan pendekatan yang efektif untuk melatih siswa agar siap menghadapi tantangan tersebut. Melalui PjBL, siswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang menuntut pemikiran mendalam, kerja sama, dan pengembangan keterampilan praktis. Dengan demikian, PjBL menjadi salah satu cara yang relevan dan bermanfaat untuk membantu siswa belajar dan mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 berdiskusi.com